INDUSTRY MOVIE – Godzilla Minus One menggambarkan 2 tahun sehabis kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II tahun 1945. Panorama alam yang warga amati saat ini cumalah kehancuran. Tercantum, seseorang mantan pilot kamikaze bernama Koichi Shikishima( Ryunosuke Kamiki) yang kabur dari misi bunuh dirinya ke Pulau Odo.
Shikishima jadi salah satu yang selamat kala Godzilla melanda Pulau Odo. Tetapi, ia mesti melanjutkan hidup dengan penyesalan besar di pundaknya sebab jadi orang yang pengecut.
Setelah itu, Shikishima dipertemukan dengan seseorang wanita yatim piatu bernama Noriko Oishi( Minami Hamabe) serta Akiko( Sae Nagatani), balita wanita yang dilindungi oleh Noriko. Ketiganya tinggal bersama serta membangun kembali kehidupan mereka.
Demi menafkahi” keluarga” barunya, Shikishima bekerja selaku awak kapal Shinsei Maru yang tugasnya mensterilkan ranjau laut sisa perang. Tidak cuma pekerjaan, dia pula menemukan sahabat baru.
Sesuatu hari, Godzilla terbangun serta bermutasi jadi lebih beresiko sehabis terpapar radiasi dari uji uji senjata nuklir kepunyaan Amerika Serikat. Kaiju itu juga menargetkan Jepang selaku sasaran barunya, tepatnya ke arah Ginza.
Perihal tersebut membuat militer Jepang menyusun strategi buat mengalahkan Godzilla, tercantum Shikishima yang berniat buat membayar kesalahannya di masa kemudian.
Menyaksikan Godzilla Minus One membangunkan kembali rasa semangat aku dalam menyaksikan film kaiju. Paling utama, sehabis Godzilla di- Hollywood- kan melalui waralaba MonsterVerse.
Godzilla Minus One mempunyai satu perihal yang tidak dipunyai oleh semesta monster itu, ialah keaslian cerita gimana Godzilla ialah representasi dari betapa seram serta berbahayanya senjata nuklir terhadap manusia yang jadi korbannya.
Esensi dari rasa trauma itu ditangkap dengan baik oleh Takashi Yamazaki yang menahkodai proyek film Godzilla Minus One. Dia ialah penulis skenario, sutradara, apalagi pengawas regu dampak visual( VFX) film tersebut.
Bila terdapat yang pantas diberi 2 acungan jempol buat Godzilla Minus One, Yamazaki merupakan orangnya. Ia sukses membuat film yang dieksekusi dengan baik dari dini sampai akhir.
Tidak cuma menyuguhkan cerita tragis manusia yang dikombinasikan dengan kedatangan monster yang seram, Yamazaki pula pantas menemukan pujian serta penghargaan paling tinggi di lini VFX.
Ini teruji kala Godzilla Minus One diganjar penghargaan dari Academy Awards selaku Best Visual Effects. Yamazaki beserta timnya sukses bawa kembali Piala Oscar ke Jepang.
Yamazaki memperoleh keuntungan tertentu lantaran ia sempat bekerja selaku pakar VFX saat sebelum memasuki ke arah penyusunan serta penyutradaraan. Sehingga, ia mengawasi secara dekat serta dengan cermat tentang apa yang ia ingin terpaut VFX Godzilla Minus One.
Kenyataan yang menarik dari Godzilla Minus One merupakan bujet yang relatif sangat kecil bila dibanding dengan penciptaan film- film Hollywood.
Film Jepang ini dibuat dengan anggaran dekat US$15 juta. Angka ini kecil dalam kurs dolar, tetapi sebetulnya bila dikonversi, film ini memakan bujet sebesar 2, 3 miliyar yen.
Dengan angka sekecil itu– lewat kacamata Hollywood– nyatanya Godzilla Minus One meyakinkan kalau tidak butuh merogoh kantong dalam- dalam buat memproduksi film yang bagus. Terlebih, bila film itu didominasi computer generated imagery( CGI) serta VFX.
Perihal tersebut dapat terwujud apabila si filmmaker dapat ketahui metode mengendalikan uangnya serta menggunakan sumber energi yang mereka memiliki secara optimal. Seperti itu yang Yamazaki jalani dikala menggarap Godzilla Minus One.
Walaupun demikian, terdapat satu perihal yang kurang dari Godzilla Minus One. Bukan kesalahan filmnya, melainkan aspek eksternal lain. Film ini tidak tayang di bioskop Indonesia yang diyakini sebab bertabrakan dengan Godzilla x Kong: The New Empire yang tayang bersebelahan.
Ini pasti mempengaruhi pada metode pemirsa memperoleh pengalaman sinematik dari Godzilla Minus One. Aku kurang memperoleh kemewahan serta kemegahan adegan kala Godzilla timbul serta meratakan seluruh yang ia temui, serta pula scoring musik dan raungan Godzilla yang menggelegar.